Museum Kereta Api Indonesia (Lawang Sewu)

"Semarang saja bagaimana?" itulah kata - kata yang keluar dari mulut teman saya sa'at rencana yang telah kami rencanakan selema beberapa minggu yang lalu gagal untuk di laksanakan. Rencana awal kami adalah touring dengan sepeda motor ke tawangmangu. Ya iyalah, touring pakai sepeda motor. kalau pakai bus itu namanya piknik. Rencana ke tawangmangu terpaksa kami batalkan karena kondisi cuaca sa'at itu kurang bersahabat. Setelah berpikir beberapa sa'at namun tanpa shalat istiqaroh, kami mengiyakan usulan salah seorang teman kami tersebut. Dan setelah berunding juga sempat sedikit berdebat kala itu  karena masalah mode transportasi yang akan kami gunakan, akhirnya pada pukul 10.00WIB kami berangkat dari Jogja.
Selepas keluar dari kota magelang, hujan gerimis mulai mengguyur. Namun itu tak membuat saya merasa lelah dan malas untuk melanjutkan perjalanan. Karena beberapa sa'at setelah itu, saya di suguhi oleh pemandangan alam yang menakjubkan. Nama tempatnya saya lupa, tapi yang jelas tempat itu mirip bukit indah yang ada di gunungkidul. Tapi memang lebih bagus bukit indah sih. Lantas menakjubkanya dari mana? Saya mengatakan itu menakjubkan karena itu berada di jateng dan saya baru pertamakali melihatnya. Sungguh alasan yang tidak bermutu bukan? Tapi bodok amat, intinya sa'at itu saya senang.Selepas keluar dari tempat itu, saya dan teman - teman beristirahat sejenak di sebuah warung makan sekaligus sarapan. Atau lebih tepatnya makan siang. Karena waktu itu jam menunjukan pukul 01.05WIB. Setelah sarapan dan sempat berfoto - foto sejenak, kami melanjutkan perjalanan. Dan tidak selang berapa lama, sampailah kami di museum kereta api Indonesia atau lebih dikenal lawang sewu.
Begitu memasuki kawasan, sebuah tulisan yang berdiri di dekat pintu masuk menarik perhatian saya. Saya sempatkan untuk membaca sejenak tulisan itu. Tulisan yang berisi tentang sejarah perkereta apian di negara ini. Kesan misitis yang begitu melekat pada bangunan khas eropa yang menjadi saksi bisu pembantaian nenek moyang kita pada zaman nipon, membuat saya penasaran dan ingin melihat lebih dekat tempat itu. Namun sayang, saya tidak memiliki kesempatan itu. Ruang bawah tanah, yang konon memiliki kesan mistis dan berisi penjara serta sumur yang katanya menjadi sarang arwah leluhur kita waktu itu tidak dapat saya lihat lebih dekat. Yap, waktu itu banjir memang sedang melanda kawasan ini. Saya sedikit kecewa, namun setelah memasuki bangunan berikutnya kekecewaan itu langsung terbayarkan. Sebuah alat - alat antik mulai dari telepon, Fax, Mesin ketik serta karcis kereta yang lusuh tengah di pajang di ruangan itu. Setelah puas melihat dan membaca tulisan yang ada di sekitar ruangan itu, saya berjalan untuk menuju gedung yang lain. Di sana saya menemukan alat - alat pengatur rel kereta dan sesuatu yang berhubungan dengan kereta api jaman dulu. Namun sayang, yang di pajang di ruangan itu lebih ke apa yang terjadi di lawang sewu pada zaman sekarang. Seperti cerita tentang renovasi dll.
Nah, itulah cerita tentang penglaman saya menjelajahi lawang sewu. Sangat tidak berkesan bukan?hehehehehehe